Upacara pernikahan
Upacara pernikahan adalah upacara adat yang diselenggarakan
dalam rangka menyambut peristiwa pernikahan. Pernikahan sebagai peristiwa
penting bagi manusia, dirasa perlu disakralkan dan dikenang sehingga perlu ada
upacaranya.
Upacara
Di Indonesia upacara pernikahan dilakukan dengan dua cara,
tradisional dan modern. Ada
kalanya pengantin menggunakan kedua cara tersebut, biasanya dalam dua upacara
terpisah.
Upacara tradisional
Upacara pernikahan secara tradisional dilakukan menurut
aturan-aturan adat setempat. Indonesia
memiliki banyak sekali suku yang masing-masing memiliki tradisi upacara
pernikahan sendiri. Dalam suatu pernikahan campuran, pengantin biasanya memilih
salah satu adat, atau ada kalanya pula kedua adat itu dipergunakan dalam acara
yang terpisah.
Upacara modern
Upacara pernikahan modern dilakukan dengan mengikuti
aturan-aturan dari luar negeri. Biasanya gaya
yang dipakai adalah gaya
Eropa. Pernikahan yang dilakukan dengan aturan Islam mungkin dapat juga
dimasukkan ke dalam kategori upacara pernikahan modern.
Mas kawin
Sebelum acara pernikahan dilangsungkan pihak yang melamar
biasanya menyerahkan sejumlah mas kawin yang bentuk dan besarnya sudah
disetujui terlebih dahulu. Mas kawin dapat berbentuk uang dalam jumlah
tertentu, perhiasan, perlengkapan sembahyang (biasanya dalam pernikahan Islam),
atau gabungan dari semuanya.
Catatan Sipil
Untuk kepentingan pendataan dan perlindungan hukum bagi
pihak-pihak yang diikat dalam hubungan perkawinan serta keturunan yang mungkin
dihasilkannya, pemerintah Indonesia
sekarang mengharuskan suatu pernikahan dicatat di Kantor Catatan Sipil.
Upacara pernikahan adat di Indonesia
Adat Jawa – Surakarta
Adat pernikahan Yogyakarta
Nontoni
Nontoni adalah upacara untuk melihat calon pasangan yang
akan dikawininya. Dimasa lalu orang yang akan nikah belum tentu kenal terhadap
orang yang akan dinikahinya, bahkan kadang-kadang belum pernah melihatnya,
meskipun ada kemungkinan juga mereka sudah tahu dan mengenal atau pernah
melihatnya.
Agar ada gambaran siapa jodohnya nanti maka diadakan tata
cara nontoni. Biasanya tata cara ini diprakarsai pihak pria. Setelah orang tua
si perjaka yang akan diperjodohkan telah mengirimkan penyelidikannya tentang keadaan
si gadis yang akan diambil menantu. Penyelidikan itu dinamakan dom sumuruping
banyu atau penyelidikan secara rahasia.
Setelah hasil nontoni ini memuaskan, dan siperjaka sanggup
menerima pilihan orang tuanya, maka diadakan musyawarah di antara orang tua /
pinisepuh si perjaka untuk menentukan tata cara lamaran.
Upacara Lamaran
Melamar artinya meminang, karena pada zaman dulu di antara
pria dan wanita yang akan menikah kadang-kadang masih belum saling mengenal,
jadi hal ini orang tualah yang mencarikan jodoh dengan cara menanyakan kepada
seseorang apakah puterinya sudah atau belum mempunyai calon suami. Dari sini
bisa dirembug hari baik untuk menerima lamaran atas persetujuan bersama.
Pada hari yang telah ditetapkan, datanglah utusan dari calon
besan yaitu orang tua calon pengantin pria dengan membawa oleh-oleh. Pada zaman
dulu yang lazim disebut Jodang ( tempat makanan dan lain sebagainya ) yang
dipikul oleh empat orang pria.
Makanan tersebut biasanya terbuat dari beras ketan antara
lain : Jadah, wajik, rengginan dan sebagainya.
Menurut naluri makanan tersebut mengandung makna sebagaimana
sifat dari bahan baku
ketan yang banyak glutennya sehingga lengket dan diharapkan kelak kedua
pengantin dan antar besan tetap lengket (pliket,Jawa).
Setelah lamaran diterima kemudian kedua belah pihak
merundingkan hari baik untuk melaksanakan upacara peningsetan. Banyak keluarga
Jawa masih melestarikan sistem pemilihan hari pasaran pancawara dalam
menentukan hari baik untuk upacara peningsetan dan hari ijab pernikahan.
Peningsetan Kata peningsetan adalah dari kata dasar singset
(Jawa) yang berarti ikat, peningsetan jadi berarti pengikat.
Peningsetan adalah suatu upacara penyerahan sesuatu sebagai
pengikat dari orang tua pihak pengantin pria kepada pihak calon pengantin
putri.
Menurut tradisi peningset terdiri dari : Kain batik, bahan
kebaya, semekan, perhiasan emas, uang yang lazim disebut tukon (imbalan)
disesuaikan kemampuan ekonominya, jodang yang berisi: jadah, wajik, rengginan,
gula, teh, pisang raja satu tangkep, lauk pauk dan satu jenjang kelapa yang
dipikul tersendiri, satu jodoh ayam hidup. Untuk menyambut kedatangan ini
diiringi dengan gending Nala Ganjur .
Biasanya penentuan hari baik pernikahan ditentukan bersama
antara kedua pihak setelah upacara peningsetan.
Upacara Tarub
Tarub adalah hiasan janur kuning (daun kelapa yang masih
muda) yang dipasang tepi tratag yang terbuat dari bleketepe (anyaman daun
kelapa yang hijau).
Pemasangan tarub biasanya dipasang saat bersamaan dengan
memandikan calon pengantin (siraman, Jawa) yaitu satu hari sebelum pernikahan
itu dilaksanakan.
Untuk perlengkapan tarub selain janur kuning masih ada lagi
antara lain yang disebut dengan tuwuhan. Adapun macamnya :
Dua batang pohon pisang raja yang buahnya tua/matang.
Dua janjang kelapa gading ( cengkir gading, Jawa )
Dua untai padi yang sudah tua.
Dua batang pohon tebu wulung (tebu hitam) yang lurus.
Daun beringin secukupnya.
Daun dadap srep.
Tuwuhan dan gegodongan ini dipasang di kiri pintu gerbang
satu unit dan dikanan pintu gerbang satu unit (bila selesai pisang dan kelapa
bisa diperebutkan pada anak-anak.)
Selain pemasangan tarub di atas masih delengkapi dengan
perlengkapan-perlengkapan sbb. (Ini merupakan petuah dan nasihat yang adi
luhung, harapan serta do'a kepada Tuhan Yang Maha Kuasa) yang dilambangkan
melalui:
Pisang raja dan pisang pulut yang berjumlah genap.
Jajan pasar
Nasi liwet yang dileri lauk serundeng.
Kopi pahit, teh pahit, dan sebatang rokok.
Roti tawar.
Jadah bakar.
Ketan, kolak, apem.
Tumpeng gundul
Nasi golong sejodo yang diberi lauk.
Jeroan sapi, ento-ento, peyek gereh, gebing
Golong lulut.
Nasi gebuli
Nasi punar
Ayam 1 ekor
Pisang pulut 1 lirang
Pisang raja 1 lirang
Buah-buahan + jajan pasar ditaruh yang tengah-tengahnya
diberi tumpeng kecil.
Daun sirih, kapur dan gambir
Kembang telon (melati, kenanga dan kantil)
Jenang merah, jenang putih, jenang baro-baro.
Empon-empon, temulawak, temu giring, dlingo, bengle, kunir, kencur.
Tampah(niru) kecil yang berisi beras 1 takir yang di atasnya
1 butir telor ayam mentah, uang logam, gula merah 1 tangkep, 1 butir kelapa.
Empluk-empluk tanah liat berisi beras, kemiri gepak jendul,
kluwak, pengilon, jungkat, suri, lenga sundul langit
Ayam jantan hidup
Tikar
Kendi, damar jlupak (lampu dari tanah liat) dinyalakan
Kepala/daging kerbau dan jeroan komplit
Sayur pada mara
Kolak kencana
Nasi gebuli
Pisang emas 1 lirang
Masih ada lagi petuah-petuah dan nasihat-nasihat yang
dilambangkan melalui : Tumpeng kecil-kecil merah, putih,kuning, hitam, hijau,
yang dilengkapi dengan buah-buahan, bunga telon, gocok mentah dan uang logam
yang diwadahi di atas ancak yang ditaruh di:
Area sumur
Area memasak nasi
Tempat membuat minum
Tarub
Untuk menebus kembarmayang (kaum)
Tempat penyiapan makanan yanh akan dihidangkan.
Jembatan
Prapatan.
Nyantri
Upacara nyantri adalah menitipkan calon pengantin pria
kepada keluarga pengantin putri 1 sampai 2 hari sebelum pernikahan. Calon
pengantin pria ini akan ditempat kan
dirumsh saudara atau tetangga dekat.
Upacara nyantri ini dimaksudkan untuk melancarkan jalannya
upacara pernikahan, sehingga saat-saat upacara pernikahan dilangsungkan maka
calon pengantin pria sudah siap dit3empat sehingga tidak merepotkan pihak
keluarga pengantin putri.
Siraman
Upacara Siraman Siraman dari kata dasar siram (Jawa) yang
berarti mandi. Yang dimaksud dengan siraman adalah memandikan calon pengantin
yang mengandung arti membershkan diri agar menjadi suci dan murni. Bahan-bahan
untuk upacara siraman :
Kembang setaman secukupnya
Dua butir kelapa hijau yang tua yang masih ada sabutnya.
Kendi atai klenting
Tikar ukuran ½ meter persegi
Mori putih ½ meter persegi
Daun-daun : kluwih, koro, awar-awar, turi, dadap srep,
alang-alang
Dlingo bengle
Satu macam yuyu sekandang ( kain lurik tenun berwarna coklat
ada garis-garis benang kuning)
Satu macam pulo watu (kain lurik berwarna putih lorek
hitam), 1 helai letrek (kain kuning), 1 helai jinggo (kain merah).
Sampo dari londo merang (air dari merang yang dibakar di
dalam jembangan dari tanah liat kemudian saat merangnya habis terbakar segera
apinya disiram air, air ini dinamakan air londo)
Asem, santan kanil, 2meter persegi mori, 1 helai kain
nogosari, 1 helai kain grompol, 1 helai kain semen, 1 helai kain sidomukti atau
kain sidoasih
Sabun dan handuk.
Saat akan melaksanakan siraman ada petuah-petuah dan nasihat
serta doa-doa dan harapan yang di simbulkan dalam:
Tumpeng robyong
Tumpeng gundul
Nasi asrep-asrepan
Jajan pasar, pisang raja 1 sisir, pisang pulut 1 sisir, 7
macam jenang
Empluk kecil (wadah dari tanah liat) yang diisi bumbu dapur
dan sedikit beras
1 butir telor ayam mentah
Juplak diisi minyak kelapa
1 butir kelapa hijau tanpa sabut
Gula jawa 1 tangkep
1 ekor ayam jantan
Untuk menjaga kesehatan calon pengantin supaya tidak
kedinginan maka ditetapkan tujuh orang yang memandikan, tujuh sama dengan pitu
( Jawa ) yang berarti pitulung (Jawa) yang berarti pertolongan. Upacara siraman
ini diakhiri oleh juru rias (pemaes) dengan memecah kendi dari tanah liat.
Midodareni
Midodareni berasal dari kata dasar widodari (Jawa) yang
berarti bidadari yaitu putri dari sorga yang sangat cantik dan sangat harum
baunya.
Midodareni biasanya dilaksanakan antara jam 18.00 sampai
dengan jam 24.00 ini disebut juga sebagai malam midodareni, calon penganten
tidak boleh tidur.
Saat akan melaksanakan midodaren ada petuah-petuah dan
nasihat serta doa-doa dan harapan yang di simbulkan dalam:
Sepasang kembarmayang (dipasang di kamar pengantin)
Sepasang klemuk ( periuk ) yang diisi dengan bumbu pawon,
biji-bijian, empon-empon dan dua helai bangun tulak untuk menutup klemuk tadi
Sepasang kendi yang diisi air suci yang cucuknya ditutup
dengan daun dadap srep ( tulang daun/ tangkai daun ), Mayang jambe (buah
pinang), daun sirih yang dihias dengan kapur.
Baki yang berisi potongan daun pandan, parutan kencur, laos , jeruk
purut, minyak wangi, baki ini ditaruh dibawah tepat tidur supaya ruangan berbau
wangi.
Adapun dengan selesainya midodareni saat jam 24.00 calon
pengantin dan keluarganya bisa makan hidangan yang terdiri dari :
Nasi gurih
Sepasang ayam yang dimasak lembaran ( ingkung, Jawa )
Sambel pecel, sambel pencok, lalapan
Krecek
Roti tawar, gula jawa
Kopi pahit dan teh pahit
Rujak degan
Dengan lampu juplak minyak kelapa untuk penerangan (zaman
dulu)
Langkahan
Langkahan berasal dari kata dasar langkah (Jawa) yang
berarti lompat, upacara langkahan disini dimaksudkan apabila pengantin menikah
mendahului kakaknya yang belum nikah , maka sebelum akad nikah dimulai maka
calon pengantin diwajibkan minta izin kepada kakak yang dilangkahi.
Ijab
Ijab atau ijab kabul
adalah pengesahan pernihakan sesuai agama pasangan pengantin. Secara tradisi
dalam upacara ini keluarga pengantin perempuan menyerahkan / menikahkan anaknya
kepada pengantin pria, dan keluarga pengantin pria menerima pengantin wanita
dan disertai dengan penyerahan emas kawin bagi pengantin perempuan. Upacara
ijab qobul biasanya dipimpin oleh petugas dari kantor urusan agama sehingga
syarat dan rukunnya ijab qobul akan syah menurut syariat agama dan disaksikan
oleh pejabat pemerintah atau petugas catatan sipil yang akan mencatat
pernikahan mereka di catatan pemerintah.
Panggih
Panggih (Jawa) berarti bertemu, setelah upacara akad nikah
selesai baru upacara panggih bisa dilaksanaakan,. Pengantin pria kembali
ketempat penantiannya, sedang pengantin putri kembali ke kamar pengantin.
Setelah semuanya siap maka upacara panggih dapat segera dimulai.
Untuk melengkapi upacara panggih tersebut sesuai dengan
busana gaya Yogyakarta
dengan iringan gending Jawa:
Gending Bindri untuk mengiringi kedatangan penantin pria
Gending Ladrang Pengantin untuk mengiringi upacara panggih
mulai dari balangan ( saling melempar ) sirih, wijik ( pengantin putri mencuci
kaki pengantin pria ), pecah telor oleh pemaes.
Gending Boyong/Gending Puspowarno untuk mengiringi tampa kaya (kacar-kucur),
lambang penyerahan nafkah dahar walimah. Setelah dahar walimah selesai, gending
itu bunyinya dilemahkan untuk mengiringi datangnya sang besan dan dilanjutkan
upacara sungkeman
Setelah upacara panggih selesai dapat diiringi dengan
gending Sriwidodo atau gending Sriwilujeng. Pada waktu kirab diiringi gending :
Gatibrongta, atau Gari padasih.
Adat Sunda
Pernikahan adat Sunda saat ini lebih disederhanakan, sebagai
akibat percampuran dengan ketentuan syariat Islam dan nilai-nilai
"keparaktisan" dimana "sang penganten" ingin lebih
sederhana dan tidak bertele-tele.
Adat yang biasanya dilakukan meliputi : acara pengajian,
siraman (sehari sebelumnya, acara "seren sumeren" calon pengantin.
Kemudian acara sungkeman, "nincak endog (nginjak telor), "meuleum
harupat"( membakar lidi tujuh buah), "meupeuskeun kendi"
(memecahkan kendi, sawer dan "ngaleupaskeun "kanjut kunang
(melepaskan pundi-pundi yang berisi uang logam).
Acara "pengajian" yang dikaitkan dan menjelang
pernikahan tidak dicontohkan oleh Nabi Saw. namun ada beberapa kalangan yang
menyatakan bahwa hal itu suatu kebaikan dengan tujuan mendapatkan keberkahan
dan ridho Allah Swt yaitu melalui penyampaian "do'a".
Siraman, merupakan simbol kesangan orang tua terhadap
anaknya sebagaimana dulu "anaknya ketika kecil" dimandikan kedua
orang tuanya. Pada siraman itu, kedua orang tua menyiramkan air "berbau
tujuh macam kembang" kepada tubuh anaknya. Konon acara siraman itu
dilakukan pula terhadap calon penganten lelaki di rumahnya masing-masing.
Syaerat islam tidak mengajarkan seperti itu tapi juga tidak ada larangannya.
Asalkan pada acara siraman itu, si calong penganten perempuan tidak menampakan
aurat (sesuai ketentuan agama Islam).
Untuk acara sungkeman yang dilakukan setelah "acara
akad nikah" dilakukan oleh kedua mempelai kepada kedua orang tuanya
masing-masing dengan tujuan mohon do'a restu atas akan memulainya kehidupan
"bahtera rumah tangga". Sungkeman juga dilakukan kepada nenek dan
kake atau saudaranya masing-masing.
Acara adat saweran yaitu, dua penganten diberi lantunan
wejangan yang isinya menyangkut bagaimana hidup yang baik dan kewajiban
masing-masing dalam rumah tangga. Setelah diberi lantunan wejangan, kemudian di
"sawer" dengan uang logam, beras kuning, oleh kedua orang tuanya.
Nincak endog yaitu memecahkan telor oleh kaki pengantin
priya dengan maksud, bahwa "pada malam" pertamanya itu, ia bersama
isterinya akan "memecahkan" yang pertama kali dalam hubungan suami
isteri. Kemudian acara lainnya yaitu membakar tujung batang lidi (masing-masing
panjangnnya 20 cm) dan setelah dibakar, dimasukan ke air yang terdapat dalam
sebuah kendi. Setelah padam kemudian di potong bagi dua dan lalu dibuang
jauh-jauh. Sedangkan kendinya dipecahkan oleh kedua mempelai secara
bersama-sama.
Acara terakhir adat Sunda , yaitu, "Huap Lingklung dan
huap deudeuh ("kasih sayang). Artinya, kedua pengantin disuapi oleh kedua
orang tuanya smasing-masing sebagai tanda kasih sayang orang tua yang terakhir
kali. Kemudian masing-masing mempelai saling "menyuapi" sebagai tanda
kasih sayang. Acara haup lingkun diakhir dengan saling menarik
"bakakak" (ayam seutuhnya yang telah dibakar. yang mendapatkamn
bagian terbanyak "konon akan" mendapatkan rezeki banyak.
Setelah acara adat berakhir maka kedua mempelai beserta
keluarganya beristirahat untuk menanti acara resepsi atau walimahan.
Adat Batak
Pada dasarnya, Adat Perkawinan Batak, mengandung nilai
sakral. Dikatakan sakral karena dalam pemahaman perkawinan adat Batak, bermakna
pengorbanan bagi parboru (pihak penganten perempuan) karena ia “berkorban”
memberikan satu nyawa manusia yang hidup yaitu anak perempuannya kepada orang
lain pihak paranak (pihak penganten pria) yang menjadi besarnya nanti, sehingga
pihak pria juga harus menghargainya dengan mengorbankan/ mempersembahkan satu
nyawa juga yaitu menyembelih seekor hewan (sapi atau kerbau), yang kemudian
menjadi santapan (makanan adat) dalam ulaon unjuk/ adat perkawinan itu.
Adat Betawi
Perkawinan Adat Pengantin Betawi ditandai dengan serangkaian
prosesi. Didahului masa perkenalan melalui Mak Comblang. Dilanjutkan lamaran.
Pingitan. Upacara siraman. Prosesi potong cantung atau ngerik bulu kalong
dengan uang logam yang diapit lalu digunting. Malam pacar, mempelai memerahkan
kuku kaki dan kuku tangannya dengan pacar.
Puncak adat Betawi adalah Akad Nikah. Mempelai wanita
memakai baju kurung dengan teratai dan selendang sarung songket. Kepala
mempelai wanita dihias sanggul sawi asing serta kembang goyang sebanyak 5 buah,
serta hiasan sepasang burung Hong. Dahi mempelai wanita diberi tanda merah
berupa bulan sabit menandakan masih gadis saat menikah.
Mempelai pria memakai jas Rebet, kain sarung plakat, Hem,
Jas, serta kopiah. Ditambah baju Gamis berupa Jubah Arab yang dipakai saat
resepsi dimulai. Jubah, Baju Gamis, Selendang yang memanjang dari kiri ke kanan
serta topi model Alpie menandai agar rumah tangga selalu rukun dan damai.
Prosesi Akad Nikah
Mempelai pria dan keluarganya datang naik andong atau delman
hias. Disambut Petasan. Syarat mempelai pria diperbolehkan masuk menemui orang
tua mempelai wanita adalah prosesi ‘Buka Palang Pintu’. Yakni, dialog antara
jagoan pria dan jagoan wanita, kemudian ditandai pertandingan silat serta
dilantunkan tembang Zike atau lantunan ayat-ayat Al Quran. Pada akad nikah,
rombongan mempelai pria membawa hantaran berupa:
Sirih, gambir, pala, kapur dan pinang. Artinya segala pahit,
getir, manisnya kehidupan rumah tangga harus dijalani bersama antara suami
istri.
Maket Masjid, agar tidak lupa pada agama dan harus menjalani
ibadah salat serta mengaji.
Kekudang, berupa barang kesukaan mempelai wanita misalnya
salak condet, jamblang, dan sebagainya.
Mahar atau mas kawin.
Pesalinan berupa pakaian wanita seperti kebaya encim, kain
batik, lasem, kosmetik, sepasang roti buaya. Buaya merupakan pasangan yang
abadi dan tidak berpoligami serta selalu mencari makan bersama-sama.
Petisie yang berisi sayur mayur atau bahan mentah untuk
pesta, misalnya wortel, kentang, telur asin, bihun, buncis dan sebagainya.
Akad nikah dilakukan di depan penghulu. Setelah itu ada
beberapa rangkaian acara:
Mempelai pria membuka cadar pengantin wanita untuk
memastikan pengantin tersebut adalah dambaan hatinya.
Mempelai wanita mencium tangan mempelai pria.
Kedua mempelai duduk bersanding di pelaminan.
Dihibur Tarian kembang Jakarta
Pembacaan doa berisi wejangan untuk kedua mempelai dan
keluarga kedua belah pihak yang tengah berbahagia.
sumber : id.wikipedia.org
sumber : id.wikipedia.org
Tidak ada komentar:
Posting Komentar